Belajar Bersyukur Yuk !
Hai namaku Resti Hidayanti, bisa dipanggil Res, Ires, Ores, atau Resti. Aku mengidap suatu penyakit yang sebenarnya enggak kelihatan seperti orang sakit sih. Aku juga gampang sakit.. Tapi badanku nggak sekuat mereka orang-orang pada umumnya. Ketika naik tangga pun aku akan selalu menahan lututku dan pagar pada tangga agar bisa naik ke tangga selanjutnya. Jadi kalau tangganya nggak ada pegangan, ya lumayan susah buat naik tangga itu, walaupun jarak per tangga nggak terlalu jauh.
Dulu sebelum aku merantau, banyak orang mencaci aku, banyak orang yang menghina fisik aku karena tak sekuat mereka. Aku yang mudah baperan tentunya hanya bisa menangis dan menangis, mengeluh kepada Allah kenapa aku diciptakan seperti ini. Kehidupanku pun tak jauh dari merepotkan orang, sebenernya sampai sekarang pun aku masih merepotkan orang dan belum bisa sepenuhnya mandiri hanya saja frekuensi merepotkan itu lebih berkurang.
Dulu, aku tak pede dengan fisik yang seperti ini, karena aku selalu merasa lemah dari orang lain. Juga mungkin orangnya baperan jadi mudah sedih kalau dihina. Dan aku benar-benar lemah. Ketika orang melihat aku berjalan rasanya itu risih banget. Atau sekali-kali suka ada orang nyeletuk “neng, kalau jalan yang bener”. Padahal aku dari sananya udah begini, setelan defaultnya udah kayak gini, kenapa orang-orang nggak paham sih bahwa manusia itu nggak ada yang sempurna.
Nih ada sedikit cuplikan curhatanku waktu sedih dulu, :
“TUHAN, AKU INGIN PERGI SAJA TAPI GAK TAU INGIN PEGI KEMANA
November 20 tahun silam, lahirlah aku ke dunia. Konon katanya, saat kelahiranku seperti ingin terjun bebas dari rahim mamah. 2 tahun usia pasca kelahiran, aku belum bisa berjalan. Kata mamah, aku hanya bias ngesot saja layaknya suatu “hantu” yang pernah booming dijamannya, “suster ngesot” hihi. Mamah dan bapak pun panik. Kata beliau berdua, aku dibawa berobat kemana-mana. Namun hasilnya tetap nihil dan gak ada yang bisa mengatasi permasalahan badanku.
Dan sekarang kekurangan fisikku makin bertambah parah. Makin gede, makin banyak juga cacian yang masuk telinga yang bikin aku lemah. Sejujurnya udah cape nangis pengen istirahat aja. Aku gak mau jadi beban kedua orang tua ku tapi aku gak bisa apa-apa.
Aku anaknya terlalu ekpresif, marah bahagia, sedih dapat dilihat oleh semua orang dari guratan wajahku. Aku orangnya lemah, gak tahan banting. Bisanya nangis doang. Aku benci diri aku sendiri. (efek anak bungsu nih, manja haha). Aku gak tahan dicaci orang-orang, dari yang gak kenal hingga orang-orang terdekat. Iya aku selemah itu. Aku gak bisa tersenyum ketika aku terluka. Gak papa aku disebut sebagai orang yang gak pandai bersyukur, emang gitu kenyataannya.
Ya Allah, sebelum aku kembali ke hadapan-Mu kirimkanlah orang yang benar-benar menyayangiku, orang yang dapat mengubah aku menjadi pribadi yang taat kepada-Mu. Aku ingin merasakan bahagia dan menjadi bersyukur dan nggak bertanya-tanya mengapa aku hidup dengan fisik seperti ini. (ini do’a sebenarnya udah pas terkabul banget sama waktu sekarang dimana aku udah menemukan banyak orang bisa membuatku taat dan lebih bersyukur, terutama satu orang yang aku temui saat kursus persiapan TOEFA di Language Center UIN Sunan Gunung Djati. Alhamdulillah dan qadarullah mengenalnya, walaupun selewat membuat jidat ini lebih banyak menyentuh sajadah dan juga belajar bersyukur atas kehidupanku, hanya dia belum tentu bisa mendampingi hidup aku dan jadi bagian dari separuh agamaku aja sih. Tapi Ya Allah, jangan dulu panggil aku untuk kembali karena amal ku belum banyak, aku masih ingin bersedekah kepada banyak orang dimuka bumi ini. Tuhkan Allah MAHA BAIK).
Thank’s tulisan ini, kamu menguatkanku Lewat tulisan ini, Allah memberikan aku ketenangan Bismillah Bahagia”
Nah ini tuh latarnya aku sedih karena abis jatuh, terus kakiku berdarah tapi aku sembunyiin dari mama, kan aku udah 20 Tahun umur aku waktu itu. Tapi karena ponakanku cepu akhirnya dia lapor ke mamah aku dan mamah pun marahin aku, udah gede masih aja jatuh kalau jalan, katanya. Alhasil, ketika shalat pun aku sambil nangis dan mikir mengapa aku harus diciptakan selemah ini. Dan mungkin waktu itu udah lelah banget dimarahin sama dihina atau dicaci, dikit-dikit mikirnya pengen mati padahal amal pun belum banyak buat bekal ke akhirat. Sungguh terlalu diriku yang dahulu haha.
But, now I said Alhamdulillah everytime. Because Allah tuh ternyata baiiiiikkkk banget, Maha Baik. Dengan keadaanku yang seperti ini, orang tuaku jadi gak kebelet dan gak tega buat nikahin anaknya wkwk (ini salah satu untung yang aku syukuri, karena aku belum siap nikah) walaupun anak saudara mamah maupun papah yang seumuran aku udah pada nikah dan sekarang udah pada punya anak. Dengan washilah keadaanku yang seperti ini juga aku bisa berkuliah. Karena kalau aku seperti orang-orang biasa maka aku hanya akan disuruh kerja banting tulang saja selepas sekolah menengah atas, ya walaupun nanti juga selepas kuliah aku bakalan kerja juga tapi vibesnya bakalan beda banget orang yang bekerja selepas SMA dengan yang bekerja selepas kuliah. Dan aku juga bersyukur, aku dikaruniai keinginan untuk berkuliah dan Allah mengabulkan keinginanku tersebut. Aku juga nggak terlalu akrab dengan laki-laki, ya karena kalian juga tau rata-rata lelaki itu mandang fisik, mau setulus apapun dia mencintai seorang perempuan, yang pertama kali dilihat itu fisiknya terutama wajahnya yang nggak seberapa itu haha. Laki-laki emang kodratnya begitu kali yeeee.
Masih banyak lagi hal-hal yang sebenarnya harus aku syukuri, karena memang benar nikmat Allah yang diberikan kepada kita itu nggak terhinnga, nggak bisa dihitung. Kita hanya mau bersyukur atau enggak terhadap ni’mat yang udah diberikan tersebut. Kalau kita bersyukur, kata Allah juga ni’mat itu akan ditambah, tapi kalau nggak pandai bersyukur, yang ada ngeluh mulu dan pening mikirin masalah yang kita hadapi, stuck di masalah tersebut and it is the fact. Itu fakta banget ketika aku melewati masa-masa sulit bagi diriku dulu, terus aja mikirin kekurangan aku dan terus aja mikir gimana caranya biar aku bisa sesehat orang-orang dan akhirnya pening sendiri. Padahal sekarang dengan belajar menerima diriku yang begini adanya, justru rasanya lebih tenang dan lebih bisa berdamai dengan keadaan, sambil sedikit demi sedikit belajar untuk melakukan hal-hal terbaik yang saya bisa. Jadi kawan-kawan, kalian yang punya kekurangan terutama kekurangan yang terlihat, seperti kekurangan fisik, atau kalian yang mengidap penyakit apapun, jangan pernah putus asa dan jangan menyerah, bertumbuh dan berkembanglah menjadi yang terbaik versi dirimu, buatlah mimpi setinggi mungkin dan jangan lupa untuk berdo’a dan berusaha untuk menggapai mimpi itu. Kita bisa dan kita otentik. Good luck and hamasah all. Love you, dari Resti si anak cengeng, hehe. Buat kalian yang baca blog ini, doain ya biar aku bisa kuliah ke Yonsei University, di Seoul Korea Selatan dan do’ain juga biar bisa ketemu dan meluk BTS hahaha. Satu lagi, doa’in aku juga biar nikah sama Mr. yang aku temui di LC sewaktu kursus persiapan TOEFA biar bisa nonton konser BTSnya bareng beliau hahah. Bagi yang ikhlas aja, dan terima kasih sebelumnya. Sekali lagi I Love You.
Komentar
Posting Komentar